Pelaku Budi Daya Sagu Butuh Alat Pengolahan

16-02-2019 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L Hamzah Saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Papua. Foto: Eko/rni

 

 

Sagu sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Papua. Banyak orang Papua besar karena sagu. Di sekolah, anak-anak Papua makan sagu kering, karena orang tuanya membekali sagu dan ikan bakar. Sagu bisa menjadi alternatif ketahanan pangan lokal. Anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L Hamzah menyadari hal itu. Ia mendorong pemerintah memberikan bantuan alat pengolahan sagu yang mumpuni kepada pelaku budi daya sagu di Papua.

 

Saat mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi IV DPR RI ke Papua, Sulaeman menerima aspirasi dari unit pengelolaan hasil sagu Kelompok Tani Haley Kampung Yobeh Distrik Sentani, para petani sagu mengeluhkan alat yang terbatas dalam mengolah sagu. Melihat masalah ini, ia memastikan akan bersinergi dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementerian Pertanian untuk penyediaan mesin pengolah sagu yang sesuai dengan kebutuhan. 

 

“Mesin rekayasa yang dikembangkan oleh Made Budi dibutuhkan masyarakat. Karena bantuan yang lama tidak bisa digunakan, tidak cocok karena terlampau kecil dan bukan untuk pengolahan sagu. Kami sama-sama bersinergi. Saya sebagai wakil rakyat dari Papua dengan Ditjen Perkebunan,kami sama-sama mengawal kepentingan masyarakat,” papar Sulaeman di Distrik Sentani, Jayapura, Papua, Jumat (15/2/2019).

 

Diketahui, salah satu peneliti Universitas Cendrawasih Jayapura I Made Budi telah menciptakan mesin pengelolaan sagu guna memudahkan masyarakat Papua mengelola sagu. Pembuatan mesin itu sudah dilakukan sejak lima tahun lalu dan dijual kepada masyarakat lokal. Menurutnya, masyarakat yang membeli produknya mengaku mesin pengelolaan yang diciptakannya dapat diterima dan sangat cocok digunakan mengelola sagu.

 

Legislator Partai NasDem ini mengungkapkan, Komisi IV DPR RI memberikan dorongan dan mendukung kepada pelaku budi daya tanaman sagu agar tetap eksis dalam melaksanakan budi daya. Karena selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Papua.

 

Sulaeman mengatakan budaya masyarakat mengkonsumsi sagu patut dilestarikan ditopang dengan produksi sagu yang baik. "Dengan potensi yang begitu besar diharapkan keadaan ini bisa berubah sesuai dengan cita-cita masyarakat. Penanganan teknis dalam hal pengelolaan sagu bagian dari tanggung jawab kita untuk melestarikan sagu,” tandas legislator dapil Papua itu. 

 

Sagu adalah solusi terbaik sebagai pangan alternatif dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat karena sejak lama tanaman sagu dikenal sebagai makanan bagi masyarakat di Papua maupun Maluku. Tanaman sagu menyimpan pati sebagai cadangan pangan, yakni di bagian batang, sehingga sagu dijadikan makanan pokok seperti pepeda bagi masyarakat Papua dan Maluku. (eko/sf)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...